1. Pengertian Manajemen Risiko Keuangan
Manajemen risiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan terfokus pada risiko yang dapat
dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
2. Tujuan Manajemen Risiko Keuangan
Tujuan utama manajemen resiko
keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan
tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan equitas. Resiko
volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai resiko pasar. Resiko pasar
terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau
tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya seperti :
· Resiko liquiditas timbul karena tidak
semua produk manajemen resiko keuangan dapat diperdagangkan secara bebas.
· Diskontinuitas pasar mengacu pada
resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga secara bertahap.
· Resiko kredit merupakan kemungkinan
bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resikotidak dapat memenuhi
kewajibannya.
· Resiko regulasi adalah risiko yang
timbul karena pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan
untuk tujuan tertentu.
· Resiko pajak merupakan resiko bahwa
transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang
diinginkan.
· Resiko akuntansi adalah peluang bahwa
suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat sebagai bagian dari transaksi
yang hendak dilindungi nilai.
Pertumbuhan jasa manajemen resiko
yang cepat menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan
dengan mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan menyamai nilai kini arus
kas masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat dibenarkan dalam
beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan
kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa
utang kontraktual.
3. Komponen Utama Risiko Mata Uang Asing
Untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas
volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga
sekuritas, industri jasa keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai
keuangan, seperti swap, suku bunga, dan juga opsi. Kebanyakan instrument
keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah
perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya,
risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali
tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar akuntansi dunia melakukan
pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk
keuangan ini. Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan
internal dan masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat
penting
beberapa komponen utama dalam
risiko mata uang asing, yaitu:
Accounting risk (risiko
akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai atas suatu
transaksi tidak tersedia.
Balance sheet hedge
(lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing yang dihadapi dengan
membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
Counterparty (pihak
lawan): Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu transaksi.
Credit risk (risiko
kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas kewajibannya.
Derivatif: Perjanjian
kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus dengan nilai yang
berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
Economic exposure
(eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta asing terhadap biaya dan
pendapatan perusahaan di masa depan.
Exposure management
(manajemen eksposur): Penyusunan strukturdalam perusahaan untuk meminimalkan
pengaruh buruk perubahan kursterhadap laba.
Foreign currency
commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen penjualan/pembelian perusahaan
yang berdenominasi dalam mata uang asing.
Inflation differential
(perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau lebih.
Liquidity risk (risiko
likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan suatu instrument
keuangan dengan tepat waktu.
Market discontinuities
(diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara mendadak dan signifikan.
Market risk (risiko
pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga valuta asing,
kredit komoditas, dan ekuitas.
Net exposed asset
position (risiko potensial posisi aktiva bersih): Kelebihan posisi aktiva
terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
Net exposed liability
position (risiko potensial posisi kewajiban bersih): Kelebihan posisi kewajiban
terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
Net investment
(investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi pada
suatu perusahaan.
National amount (jumlah
nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak untuk menentukan
penyelesaian.
Operational hedge
(lindung nilai operasional): Perlindungan risiko valutaasing yang memfokuskan
pada variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata
uang asing.
Option (opsi): Hak
(bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak keuangan sebesar
harga yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di masa datang.
Regulatory risk (risiko
regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public akan membatasi maksud
penggunaan suatu produk keuangan.
Risk mapping (pemetaan
risiko) : Mengamati hubungan temporal berbagai risiko pasar dengan berbagai
variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan dan menganalisis
kemungkinan terjadinya.
Structural hedges
(lindung nilai struktural): Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi
keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
Tax risk (risiko
pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
Translation exposure
(eksposur translasi): Mengukur pengaruh dalam mata uang induk perusahaan atas
perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban dalam
mata uang asing.
Transaction potential
risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau kerugian valuta asing yang
timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang asing.
Value at risk (nilai
atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
Value driver (pemicu
nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yangmempengaruhi nilai
perusahaan.
4. Tugas Dalam Mengelola Mata uang Asing
Manajemen risiko dapat
meningkatkan nilai perusahaan dengan mengidentifikasi, mengendalikan/mengelola
risiko keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai perusahaan menyamai
nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat
dibenarkan dengan beberapa alasan berikut:
· Manajemen eksposur membantu dalam
menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil
dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi
arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan
kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran
jasa utang kontraktual.
· Manajemen eksposur yang aktif
memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama.
Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan lindung nilai risiko
suku bunga dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi pada produksi dan
pemasaran.
· Para pemberi pinjaman, karyawan, dan
pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Pemberi pinjaman
umumnya memiliki toleransi risiko yang lebih rendah dibandingkan dengan
pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan untuk menyeimbangkan
kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi. Produk derivative juga
memungkinkan dana pensiun yang dikelola pemberi kerja memperoleh imbalan yang
lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk berinvestasi dalam instrument
tertentu tanpa harus membeli atau menjual instrument terkait secara nyata.
Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan
kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur
membatasi risiko yang dihadapi oleh konsumen.
5. Pendefinisian dan Perhitungan Risiko
Translasi
Perusahaan dengan
operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang
memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan pemahaman yang
holistic atas operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri. Laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing
disajikan ulang dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi.
Translasi tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata
uang ke mata uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan
unit moneter, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan
ulang dalam nilai ekuivalen DollarAS.
Potensi risiko
translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen
mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang
dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya
ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan
pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu
menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko translasi dapat
dihitung dengan 2 cara, yaitu:
· Dikatakan potensi risiko positif
apabila aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban (yaitu pos-pos dalam
mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini. Devaluasi mata uang
asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata uang asing menurun)
menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing (nilai mata uang
asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
· Potensi risiko negatif apabila
kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata
uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing
menyebabkan kerugian translasi.
Selain potensi risiko
translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini
juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko transaksi berkaitan
dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari
penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan
kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi
risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan
keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi
seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa
depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
6. Potensi Risiko Transaksi
Potensi terhadap risiko valas
timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba,
dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap
potensi risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan
transaksi.
Potensi risiko translasi mengukur
pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai
ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan
keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap
laba yang diinginkan. Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban
terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan
kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini
sering disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap
mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing
menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi
kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban
terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing
menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing
menyebabkan kerugian translasi.
7. Perbedaan Risiko Akuntansi dengan Risiko
Ekonomi
Akuntansi manajemen
memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka membantu
dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang
terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur potensi yang
dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai
tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang
bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat
disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas
hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan
pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja
operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar
mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas
dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai
relative terhadap mata uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat
menyebabkan pesaing domestic mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini
disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen
harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan
serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai. Peran lain yang
dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon
risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling
umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs
mengambang, manajemen risiko mencakup:
· Antisipasi pergerakan kurs,
· Pengukuran risiko kurs valuta asing
yang dihadapi perusahaan,
· Perancangan strategi perlindungan yang
memadai, dan
· Pembuatan pengendalian manajemen
risiko internal.
8. Strategi Perlindungan Nilai Tukar dan
Perlakuan Akuntansi yang Diperlukan
Strategi Perlindungan Sekali
potensi risiko kurs yang dihadapi dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya
adalah merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan
potensi risiko tersebut.
Strategi ini mencakup :
· Lindung Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi risiko
yang dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi
moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai
potensi risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang
berlokasi di negara yang rentan terhdap devaluasi meliputi :
a) Mempertahankan saldo kas dalam mata uang
lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung operasi yang
berjalan.
b) Mengembalikan laba yang di atas jumlah
yang diperlukan untuk ekspansi modal kepada induk perusahaan.
c) Mempercepat (memastikan-leading)
penerimaan dan piutang dagang yang beredar dalam mata uang lokal.
d) Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran
utang dalam mata uang lokal.
e) Mempercepat pembayaran utang dalam mata
uang asing.
f) Menginvestasikan kelebihan utang tunai
ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang lokal yang tidak terlalu
terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
g) Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri
dengan mata uang yang kuat.
· Lindung Nilai Operasional Bentuk
perlindungan risiko ini berfokus pada variabel variabel yang mempengaruhi
pendapat dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat
memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata
uang.
· Lindung Nilai Struktural Lindung nilai
ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang
dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah atau
komponen manufaktur.
· Lindung Nilai Kontraktual, Berbagai
instrumen lindung nilai kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan
fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi
risiko valuta asing yang dihadapi.
9. Masalah Akuntansi dan Pengendalian
Terkait dengan Manajemen Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Perusahaan-perusahaan
secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk
memperbaiki arus kas mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Sejumlah strategi mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local. Strategi-strategi
lain mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar negeri bisa sangat
berbeda dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan kesempatan timbulnya
peningkatan arus kas perusahaan.
Banyaknya hambatan
masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau berkurang, mendorong
perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan internasional.
Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi perusahaan
multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai perusahaan-perusahaan
yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri
secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penentuan tujuan
sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan dilakukan
harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut. Setiap usulan
kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba potensial, tetapi
juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat keputusan-keputusan
berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan domestik murni. Tetapi
di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang jauh lebih luas, yang
membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala
yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan, kendala
regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan
karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap
negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta
peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan.
Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang
berbeda-beda di tiap Negara.
MNC, dalam melakukan bisnis
internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-metode berikut:
Perdagangan internasional
Licensing
Franchising
Usaha patungan
Akuisisi perusahaan
Pembentukan anak
perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional
meminta investasi langsung dalam operasi-operasinya di luar negeri atau lebih
dikenal dengan sebutan Direct Foreign Invesment (DFI). Perdagangan
internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena
keduanya tidak melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar negeri.
Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi langsung, tetapi
dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru
merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta
keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis
internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi
ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan
exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan
risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran satu
valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai tukar
terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga
tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan
untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain
itu, ketika perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk,
permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam
pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat
menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing dengan lindung
nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi
efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari sistem evaluasi
yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek
menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga memberikan
informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk
digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif adalah dengan
sistem evaluasi kinerja.
Sistem evaluasi kinerja terbukti
bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup, tetapi tidak terbatas
pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar negeri.
Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja seluruh
prodram manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai yang
digunakan, dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga
mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian trasuri perusahaan
membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Dalam banyak organisasi, manajemen
risiko valuta asing tersentralisasi pada kantor pusat perusahaan. Hal ini
memungkinkan para manajer anak perusahaan untuk berkonsentrasi pada usaha
intinya. Namun demikian, ketika membandingkan hasil actual dan hasil yang
diperkirakan, sistem evaluasi harus memiliki acuan yang digunakan
untukmembandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan.
SOAL :
1.
Apa yag di maksud dengan Translasi ?
Jawab
: Transalasi adalah Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata
uang ke mata uang lainnya.
2.
Apa yang di masud dengan pemetaan risiko
?
Jawab
: Pemetaan risiko adalah Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi
berbagai jenis risiko market berpotensi
3.
Apa Tujuan MNC sendiri secara umum ?
Jawab
: Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Penentuan tujuan sangat penting bagi
sebuah MNC, karena semua keputusan yang akan dilakukan harus memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut.
Sumber
:
http://awangaliakbar.blogspot.com/2013/11/manajemen-risiko-keuangan.html
http://ykrespati.wordpress.com/2013/04/28/manajemen-risiko-keuangan-bab-10/
http://manajeemnrisikokeuangan.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar